#DearMama,
Di
sela-sela semesteranku dan masa persiapan Ujian Nasionalku, aku ikutan proyek
@nulisbuku, nulis surat buat Mama dalam rangka Hari Ibu di bulan Desember ini.
Di surat ini aku pengen ngungkapin semuanya.
#DearMama,
Sebagai
anak yang nggak pernah hidup bareng Mama Papa sesekali aku ngrasa iri sama Mbak
Oliv. Dia beruntung bisa selalu ada disaat Mama ulangtahun ataupun dikala Mama
jatuh sakit. Terkadang ada rasa ingin menyalahkan Mama, kenapa Mama
menitipkanku di Semarang saat aku bayi? Namun kini saat aku berumur 17 aku
mulai sadar, Mama ingin membentukku menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, dan
kuat seperti Mama.
#DearMama,
Ada
satu hal yang bikin aku menangis tiap abis debat atau bahkan bentak Mama.
Selalu Mama yang minta maaf duluan. Bahkan aku nggak pernah minta maaf sama
Mama. Lewat surat ini juga aku mau minta maaf, Ma. Mungkin dimata Mama aku anak
yang berani nglawan orangtua, yang selalu pengen menang sendiri. Aku Cuma nggak
pengen selalu dikhawatirin sama Mama, dicemasin tiap saat sama Mama. Aku udah
bisa kok, Ma jaga diriku.
*eh
lagi nulis surat ini tiba-tiba Mama telpon tanya udah ke gereja apa belum. Duh…
Jadi kangen Mama :’)*
#DearMama,
Saat
aku lagi down karna banyak tekanan di rumah Mama telpon kasih aku semangat,
kasih aku kekuatan buat nglewatin semuanya. Makasih, Ma.
#DearMama,
Saat
Mama divonis dokter kena Tumor otak, rasanya duniaku runtuh. Mau tau, Ma apa
yang aku pikirkan saat itu? “Tuhan, jangan ambil Mamaku dulu. Aku belum sempat
tinggal dengan Dia. Aku belum memberikan apapun buat Mama,” itu pintaku sama
Tuhan, Ma. Dan Tuhan mengabulkannya.
#DearMama,
Tak
lupa dalam doaku selalu kuminta kesembuhan Mama. Meski seringkali aku bikin
kepala Mama tambah kenceng karma kenakalanku.
Smoga
masih ada yang aku panggil Mama ketika aku jadi dokter nanti. Masih ada yang
kupanggil Mama saat aku mengenalkan calon pendamping hidupku. Masih ada yang
kupanggil Mama saat aku melepas masa lajangku nanti dan hidup berkeluarga.
Masih ada yang kupanggil Mama saat aku melahirkan anak pertamaku kelak. Dan
masih ada yang kupanggil Mama sampai kapanpun Tuhan menghendaki Mama untuk
selalu ada di sampingku.
#DearMama,
Terimakasih
telah berjuang melahirkan Mbak Oliv dan aku. Terimakasih sudah berusaha membahagiakan
kami. Terimakasih untuk ketegaran Mama. Terimakasih untuk segala perjuangan
hidup Mama berjuang melawan penyakit demi agar bisa selalu mendampingi kami..
#DearMama,
Pesanku,
jaga kesehatan ya, Ma. Rajin minum obat. Jangan sering emosian biar kepalanya
nggak pusing terus.
#DearMama,
I
LOVE YOU, OUR STRONG MOM :*
*kita
masih punya rencana buat jalan2 ke Singapore loh yaa jangan lupa ;)*
Semarang, 4 Desember 2011
-gita-
Reaksi pertamaku setelah baca surat ini adalah ingin buru-buru ketemu mamaku terus memberinya pelukan dan ciuman dan ucapan terima kasih! :)
BalasHapusSurat yang indah..
Hehe monggo mas mumpung masih sempet :)
HapusBersyukurlah msh tinggal bersama Mama..
Aku dr kecil ga pernah, dan baru saat2 kyk gini pengen bgt serumah sm Mama :')